Magelang Ekspres: JOKO SUROSO, Magelang
BANGGA menjadi santri. Hal itu setidaknya dirasakan oleh sejumlah santri yang saat ini sedang belajar di Pondok Pesantren Selamat (Sekolah Alam dan Kemanusiaan Terbuka), yang berada di perbatasan Kota dan Kabupaten Magelang, tepatnya di Dusun Klontong, Desa Jambewangi, Kecamatan Secang. Selain belajar ilmu agama, mereka juga bisa belajar tentang kemandirian hidup, yang kelak bisa menjadi bekal di kemudian hari.
Kebanggan menjadi santri mandiri pun sengaja mereka ungkapkan saat merayakan Hari Santri Nasional (HSN) 2016 Sabtu (22/10). Diawali dengan kirab budaya “Sesanti Santri” mengelilingi jalan kampung-kampung setempat, kemudian dilanjutkan upacara bendera dengan inspektur KH Abdurrosyid Ahmad.
Selain itu, peringatan juga ditandai dengan pembacaan tahlil, pembacaan puisi berjudul “Rame Ing Gawe Sepi Ing Pamrih” oleh penyair ES Wibowo diiringi oleh teatrikal santri, peluncuran Lembaga Amil Zakat dan Nadzir Wakaf, dan penyerahan wakaf kitab suci Alquran oleh seorang mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) Jogjakarta Panglima Zufar kepada perwakilan santri.
Perayaan HSN 2016 ditutup dengan pentas seni konkret oleh para santri. Yakni, melakukan kegiatan sehari-hari, seperti menyapu, menyiram tanaman, memasak, mencuci, menyeterika, beternak, memelihara ikan dan beragam kegiatan lain.
Hal itu menggambarkan kondisi riil yang dilakukan dan dialami oleh para santri. Tanpa harus dipoles gerakan-gerakan tertentu serta aneka macam busana aksesoris, namun apa yang dipertontonkan oleh para santri itu justru seni yang sesungguhnya. “Rame ing nggawe sepi ing pamrih”, itulah yang sesungguhnya dilakukan oleh para santri. Mereka terus berbuat tanpa mengharapkan balasan.
Menurut Es Wibowo, Sesanti Santri merupakan nasihat santri yang berisi ungkapan Jawa yaitu ”Rame Ing Gawe Sepi Ing Pamrih” atau berarti sedikit mengharapkan imbalan, banyak bekerja. ”Mereka mewujudkannya di pondok ini dengan kerja nyata di berbagai bidang, seperti peternakan, perikanan, pertukangan, seni jahit, pertanian, seni memasak, dan lainnya,” kata seniman Kota Magelang itu.
Ponpes Selamat didirikan sejak 2009 menempati areal seluas 2.000 meter persegi di Dusun Klontong, Desa Jambewangi, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang yang dibatasi aliran sungai dengan wilayah Kelurahan Kramat Utara, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang. Saat ini memiliki 65 santri yang terdiri atas 34 putra dan 31 putri.
Mereka berasal dari desa-desa antara lain di Kabupaten Magelang, Semarang, Kebumen, Cilacap, dan beberapa lainnya dari Kota Magelang. Selain belajar agama, para santri juga belajar kemandirian hidup, dengan membekali berbagai ketrampilan, seperti bertani, bertukang, beternak dan lainnya.
Sejumlah bangunan menggunakan bahan baku bambu dirancang dan dibangun oleh santri. Sejumlah kolam yang mengelilingi bangunan juga dibuat oleh mereka. Termasuk sejumlah pepohonan dan aneka tanaman dalam pot yang ditata cukup menarik juga ditanam oleh mereka.
Pengasuh Ponpes Selamat KH Abddurrosyid Ahmad mengatakan untuk pendidikan formal, mereka menjalani paket ‘ula’ (setingkat SD), ‘wustha’ (SMP), dan paket C (SMA). Bagi yang ingin kuliah, pihak pondok akan memfasilitasi. Sekarang ada santri yang kuliah di Unsiq Wonosobo dan IAIN Salatiga. Juga berbagai keterampilan diajarkan kepada mereka, antara lain pertukangan kayu dan batu, interior, kelistrikan, menjahit, pertanian hidroponik dan konvensional, serta perikanan. “Selain belajar agama, mereka juga dibekali dengan berbagai ketrampilan agar kelak bisa mandiri, dengan mengembangkan wirausaha,” katanya.
Seorang santri berasal dari Desa Maron, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, Kharim (11), mengaku sejak setahun terakhir menjadi santri di ponpes setempat. “Selain mengaji dan belajar agama, juga belajar pertukangan dan pertanian. Saya ingin menjadi seperti bapak di desa, menjadi tukang ukir, membuat ukiran mimbar, membuat pintu dan jendela,” ungkapnya polos.
Peringatan HSN 2016 juga dirayakan oleh ponpes-ponpes yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Begitu juga, Ponpes Alqodiriyah Windusari, Kabupaten Magelang juga menggelar perayaan HSN dengan pengajian, pemutaran film serta menerbangkan ratusan lampion pada Sabtu (22/10) malam.