MAGELANG – Sembilan kali berturut-turut selama sembilan tahun sejak tahun 2015 warga Kota Magelang secara swadaya merayakan Hari Pers Nasional (HPN).
Di tahun kesembilan ini, perayaan dipusatkan di Pondok Pesantren Selamat Kota Magelang, Kamis (9/2) dengan cara sederhana tapi sarat makna.
Seperti tradisi tahun-tahun sebelumnya, perayaan ditandai dengan kirab budaya oleh masyarakat yang kali ini dilengkapi oleh para santri Pondok Selamat.
Adapun yang tak pernah ketinggalan adalah pembacaan puisi oleh sastrawan dan budayawan Kota Magelang, ES Wibowo yang dibuat khusus hanya untuk peringatan HPN.
Di tahun istimewa ini, ES Wibowo mengusung puisi berjudul “Pengabaran Makutharama” yang berarti kabar atau berita turunnya wahyu keprabon (kepemimpinan).
Bait demi bait puisi ini ditulis ES Wibowo dengan Bahasa Jawa yang sarat makna.
Makhutarama mahkota keprabon, ssta brata piningit kraton/Sing mbabar bethara Kresna, kang ginanjar ratu adil parwarta/Pandome muladhani alam semesta/Sifat watake wolung perkara/Purwane dhalane langit maruta/Madyane kartika candra/Pungkasane Srengenge bumi segara
“Wahyu keprabon ini akan masuk pada sosok pemimpin yang besar pengabdiannya pada jagat dan sang pencipta jagat.
Calon pemimpin itu harus bertakwa pada Tuhan YME. Ini pesan yang ingin kita sampaikan pada peringatan hari pers ini, yaitu watak kepemimpinan,” ujarnya di sela kegiatan.
Di dalam puisi ini, disebutnya, ada makna yang dalam yang tercermin pada Asta Brata. Asta Brata adalah ajaran kepemimpinan yang meneladani sifat dan watak delapan unsur alam.
Kedelapan unsur alam itu adalah cahaya/api (energi), langit (melindungi), angin (tidak pilih kasih), bintang (tertib, patuh), bulan (lembut), matahari (pencerah), bumi (sabar dan kesejahteraan), dan samudera (adil).
“Kita sampaikan di peringatan HPN ini, karena sampai saat ini pers dianggap masih jujur, objektif, dan menyampaikan kebenaran sejati.
Masyarakat harus tahu watak kepemimpinan ini, salah satunya melalui media pers,” tutur Ketua Padepokan Gunung Tidar Kota Magelang itu.
ES Wibowo menambahkan, selama sembilan tahun konsisten mengadakan peringatan HPN ini dinilainya sebagai wujud kecintaan masyarakat kepada pers beserta wartawan di dalamnya.
Sekaligus pesan bahwa, pers ke depan harus selalu menjadi penyampai berita/kabar yang terpercaya.
“Kami berharap pers tetap menjadi penyampai informasi yang terpercaya kepada masyarakat. Ini yang utama, apalagi di era media sosial saat ini pers harus bisa menandinginya.
Saya tekankan kepada warga di lingkungan saya agar mencari sumber terpercaya melalui media arus utama yang ada, bukan media sosial,” jelasnya.
Sementara itu, Pengasuh Pondok Selamat, Ustadz Tanzilurrohman mengaku, bangga bisa menjadi tuan rumah selamatan peringatan HPN tahun 2023 ini.
Pihaknya mengundang banyak pihak untuk turut dalam peringatan ini baik dari pejabat maupun tokoh masyarakat.
“Konsep kita sederhana saja, tapi sarat makna. Sebelum kirab yang menjadi acara utama, terlebih dahulu potong tumpeng oleh Kepala Kemenag Kota Magelang, Sofia Nur.
Usai kirab kita tasyakuran makan-makan dan pentas pencak silat serta live musik anak-anak santri pondok,” ungkapnya. (Asef Amani)***
Sumber: https://kedu.suaramerdeka.com/kedu/pr-217441544/peringati-hpn-warga-kirab-budaya-pengabaran-makutharama